Kalimat “Bahaya Badai Sitokin” sering menjadi pembahasan terutama dikaitkan dengan Covid-19, sebenarnya badai Sitokin merupakan suatu komplikasi yang cukup berbahaya dari serangan virus Covid-19 atau Corona yang tengah melanda dunia sejak awal 2000-an. Covid-19 sendiri dikenal dapat menular atau menjangkiti Human to Human dengan sangat cepat dengan pada awalnya melalui droplet atau cairan yang keluar dari tubuh seperti ketika seseorang batuk atau bersin.
Gejala umum yang sering dirasakan oleh seseorang yang terkena virus Covid-19 atau Corona ini beragam dan hampir menyerupai penyakit lain pada umumnya, seperti:
Sitokin sendiri merupakan suatu protein yang dapat dihasilkan oleh tubuh secara alami yang memiliki fungsi sebagai penghubung sinyal atau indikasi antar sel ketika salah satu bagian dalam tubuh mengalami pembengkakan atau peradangan hingga terjadi adanya infeksi.
Tubuh sangat membutuhkan adanya Sitokin untuk memberikan sinyal atau tanda bahwa pada wilayah tertentu membutuhkan sel darah putih (limfosit , neutrofil, basofil, makrofag, dan eosinofil) terutama untuk melawan virus atau bakteri pada tubuh.
Imunitas atau suatu sistem yang dibangun dalam tubuh (sistem kekebalan tubuh) berperan penting pada saat terjadinya serangan virus atau bakteri. Sistem ini membutuhkan Sitokin untuk melakukan koordinasi seluruh sel darah putih untuk menghadapi virus/bakteri dan juga pada sel yang telah terserang oleh virus.
Proses yang dilakukan ini biasanya akan mengalami peradangan yang ditandai dengan adanya rasa nyeri dan pembengkakan pada wilayah yang sedang terinfeksi. Hal yang sama dapat dilihat saat terjadi rasa nyeri pada tenggorokkan, otot yang terasa pegal atau bahkan terjadinya penyumbatan pada hidung.
Ketika jaringan tubuh yang terserang tersebut ternyata semakin meluas (sering terjadi pada peradangan paru-paru) maka secara otomatis jumlah sel yang ada pada lokasi tersebut yang rusak akan cenderung meningkat.
Peningkatan rusaknya sel-sel pada jaringan tersebut akan memberikan respons dengan meningkatkan produksi Sitokin dalam jumlah yang cukup besar. Hal inilah yang disebut dengan badai Sitokin atau terjadinya produksi Sitokin dalam jumlah besar pada bagian tertentu yang akan berujung kepada semakin besarnya peradangan yang terjadi.
Sel-sel yang berada pada wilayah yang terjadinya peradangan akan dapat merusak sel yang masih sehat, dan bukannya melawan langsung pada sumber infeksi. Mekanisme ini yang menjadikan hal tersebut berbahaya yang dapat berakibat pada kegagalan suatu organ hingga memicu kematian.
Tubuh manusia memiliki jumlah sel yang cukup banyak yang memiliki tugas serta fungsinya masing-masing. Salah satu fungsi yang dimiliki oleh sel yang ada di dalam tubuh itu adalah berfungsi sebagai kekebalan tubuh yang dapat memberikan sinyal untuk memberitahukan kondisi serta lokasi wilayah yang terinfeksi, bahkan hingga melawan infeksi yang terjadi.
Sistem kekebalan tubuh ini sangat membutuhkan Sitokin agar dapat mengordinasi perlawanan terhadap infeksi yang terjadi pada wilayah tertentu pada tubuh. Fungsinya (Sitokin) lebih menyerupai pembawa pesan atau reseptor untuk diberikan kepada sel-sel lainnya.
Fungsi Sitokin berdasarkan jenisnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
Meskipun badai Sitokin merupakan suatu kejadian alamiah dan proses yang terjadi dalam tubuh secara spontan, namun bukan berarti hal ini tidak dapat diatasi atau dikendalikan. Salah satunya dengan mengonsumsi Vitamin D dan juga Vitamin K.
Vitamin D dapat memacu dan meningkatkan imunitas seluler sehingga dapat mengurangi jumlah Sitokin yang berlebihan pada area tertentu yang terinduksi dengan suatu sistem imunitas yang bersifat non-adaptif.
Dengan meningkatnya sistem dari imunitas seluler maka akan memproduksi Sitokin pro inflamasi dan juga Sitokin anti inflamasi yang akan memberikan respons secara langsung ke area atau sumber infeksi virus ataupun bakteri.
Sedangkan peranan dari Vitamin K yang tak terlepas dari kemampuannya untuk dapat diserap oleh tubuh secara cepat dan larut dalam lemak ini adalah untuk pembekuan darah.
Vitamin K sendiri sebenarnya adalah merupakan penamaan terhadap suatu senyawa yang identik namun tidak sama yaitu Vitamin K1 dan Vitamin K2.
Untuk Vitamin K1 dapat ditemukan pada sayuran yang berwarna hijau dan juga minyak tumbuhan, sedangkan Vitamin K2 lebih banyak ditemukan pada produk hewani termasuk susu dan juga makanan fermentasi.
Vitamin K juga dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi suplemen tambahan seperti yang banyak terdapat di apotik maupun toko obat. Namun mengonsumsi suplemen tambahan hendaknya dikonsultasikan kepada ahlinya terlebih dahulu agar tidak terjadi penumpukan dalam tubuh secara berlebihan.
Salah satu cara mencegah penumpukan suplemen atau zat tambahan dalam tubuh dapat dilakukan dengan mengonsumsi suplemen yang mengandung Multi unsur. Seperti “Life Extension Vitamins D and K with Sea-Iodine™” yang diformulasikan secara khusus untuk memenuhi kebutuhan terhadap Vitamin D dan Vitamin K dalam tubuh terutama untuk mengatasi akibat dari bahaya badai Sitokin bagi tubuh.